Koleksi buku di Rumah Buku Bunda dalam kisaran 1000 an biji. Jumlahnya belum banyak, namun lumayanlah, untuk disebut sebagai perpustakaan keluarga :D 

Sebagian besar sudah ditata di rak, dan sebagian lagi ada di kardus. Koleksi buku ini disusun menurut subyek buku. Ada novel, travelling, kesehatan, bisnis, blogging, komputer, agama, jurnalistik, parenting, fisika, lingkungan, politik, sastra, sejarah, astronomi, cergam / komik, majalah seperti national geographic, trubus, dan lainnya.

Koleksi buku keluarga selayaknya ditata supaya rapi, mudah dicari dan enak dipandang. Kondisi yang nyaman akan menciptakan energi positif untuk menikmati isi buku dan meresapinya. Dengan membaca, kita berhenti sejenak dari rutinitas yang serba mendesak. Dengan membaca, kita kembali melatih kepekaan, daya nalar, imajinasi, mengumpulkan lagi energi, mendapatkan hiburan dan memberi gizi pada apapun pada diri kita yang kurang akibat rutinitas.

Di era yang serba digital ini dimana konsumsi informasi lebih banyak melalui internet dan serba instan, ternyata menjadi penting untuk membuat lingkungan yang mendorong kita bisa menyerap informasi lebih dalam. Perpustakaan keluarga adalah upaya untuk itu. 





Melatih Membaca

Dengan buku – buku yang terpajang dirak, anak – anak diharapkan terdorong juga untuk gemar membaca. Nantinya, membaca bukan hanya sebagai kebutuhan namun juga keahlian. 

Kok keahlian ? Ya dong, karena tidak semua yang dibaca memberi nilai positif, tidak semuanya mendalam dan tidak semuanya benar. Butuh keahlian untuk membedakan itu semua. Dan keahlian membaca ini harus dilatih sejak kecil.

Karenanya penting untuk membaca semua jenis buku, apapun itu, termasuk buku resep masakan. Membaca semua jenis buku akan membuat spektrum berfikir kita luas, luwes dan liat, meskipun kita tidak suka dengan subyek buku bahkan tidak setuju dengan isinya.
Itulah pentingnya perpustakaan keluarga dan mengapa koleksi buku perlu ditata dengan rapi dan benar.